Kamis, 28 Juni 2012

Manusia dan Tanggung Jawab


PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB

Tanggung jawab adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Contoh Orang Bertanggung Jawab :

Contoh tanggung jawab dalam kehidupan sehari hari pada umumnya adalah keluarga, misalnya tanggung jawab orang tua terhadap anaknya, sebagai orang tua penting untuk mendidik anak dengan sebaik baiknya yaitu salah satunya dengan memberikan tugas tugas kecil seperti belajar, kaka di tugaskan menjaga adik, membantu ibu dirumah, dan melakukan hal baik lainnya. Dengan begitu anak akan tertanam rasa tanggung jawab untuk melakukan sesuatu hal dengan inisiatif.

Tidak hanya tanggung jawab orang tua terhadap anak tetapi yang penting juga dalam keluarga adalah tanggung jawab antara suami dan istri, tanggung jawab seorang suami adalah berkerja untuk menafkahkan istri, menjaga istri, menjaga silahturahmi terhadap istri maupun keluarga istri, dan yang paling terpenting adalah menjadi kepala rumah tangga dengan sebaik baiknya. Begitupun dengan tanggung jawab seorang istri yaitu melayani suami, menaati perintah suami, mengolah hasil pekerjaan suami seperti memasak makanan, mendidik anak dengan sebaik baiknya.

Tanpa adanya rasa tanggung jawab yang besar dalam rumahtangga tentu akan sangat berpengaruh buruk, dan tidak akan ada keharmonisan dalam keluarga. Oleh karena itu tanggung jawab adalah hal yang penting dalam rumah tangga dan harus terus dilaksanakan maka dengan begitu akan tercipta kehidupan yang harmonis dan tentram.

 MACAM – MACAM TANGGUNG JAWAB

  1. Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri

Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengambangkan kepribadian sebagai manusia prbadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan menganai dirinya sendiri menunrut sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral namun manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang pribadi manusisa mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri angan angan sendiri sebagai perwujudan dari pendapat perasaan dan angan angan masnusia berbuat dan bertindak.
Contoh wiranto adalah seorang mahasiswa yang sedang menghadapi UTS, agar wiranto mendapatkan nilai yang memuaskan tantunya wiranto haruslah belajar dengan giat karna itu sudah menjadi tanggung jawab kepada diri sendiri

1. Tanggung Jawab Terhadap Keluarga

Keluarga merupakan Masyarakat kecil, keluarga terdiri dari suami-istri , ayah ibu dan anak anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkun nama baik keluarga tapi ketangung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan pendidikan dan kehidupan.
Contoh : seorang ibu anaknya sedang sakit parah, yang sudah seharusnya dilakukan oleh sang ibu adalah dengan mengobati anaknya dengan membawa anaknya kerumah sakit atau kepukesmas karana itu sudah menjadi tanggung jawab ibu kepada anaknya.

2. Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat

Pada hakekatnya manusai tidak bisa hidup tanoa bantuan omanusia lain, sesua dengan kedudukannya sebagai mahluk social. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga mdengan demikian manusia disisni merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat lain agat dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkat lkau dan perbuatannya harus dipertaggung jawabkan kepada masyarakat.
Contoh : arif adalah kepala rumah tangga yang mendapat undangan untuk menghadiri kerja bakti bersih bersih bersama besok oleh ketua RT di daerah tempat tinggalnya, sudah menjadi tanggung jawab arif untuk menghadiri undangan tersebut karna itu sudah menjadi tanggung jawab terhadap kemasyarakatan.

3. Tanggung Jawab Terhadap Bangsa/Negeri

Bahwa setiap manusia adalah warga Negara suatu Negara dalam berpikir, berbuat, bertindak, ertingkah laku manusia terikat oleh norma norma atau ukuran ukuran yang dibuat oleh Negara. Manusia tidak dapat berbuat semuanya sendiri bila perbuatan manusia itu salah maka ia harus bertanggung jawab kepada Negara.
Contoh : Seseorang aparatur negara rela mengorbankan jiwa dan raga nya terhadap bangsa nya karena merupakan tanggung jawabnya terhadap negara/bangsa.

4. Tanggung Jawab Terhadap Tuhan

Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga dikatakan tindakan manusia tidak lepas dari hukuman hukuman Tuhan. Yang diruangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukuman hukuman  tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika perungatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraikan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah perintah Tuhan. Berarti menginggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan terhadap Tuhan sebagai penciptanya. Bahkan untuk memenuhi tanggungjawabnya manusia harus berkorban.
Contoh : setiap manusia wajib melaksanakan kewajiban nya mejalankan agama yang dipercayai nya, karena itu merupakan tanggung jawab dirinya terhadap Tuhan.

Manusia dan Kegelisahan

Manusia akan mengalami suatu kala dimana dia merasakan kegelisahan. Kegelisahan ini apabila terlalu lama berada dalam kegelisahan akan mengalami gangguan kejiwaan dan dengan kata lain dia tidak akan pernah merasa bahagia.

Akibat kegelisahan biasanya karena beberapa faktor-faktor yang terjadi dari lingkungan sekitarnya. Biasanya faktor yang sangat membuat orang gelisah adalah dari faktor ekonomi dan tidak banyak juga remaja yang mengalami kegelisahan karena Cinta atau persahabatan. Tapi tidak seharusnya kita terpuruk dalam kegelisahan tetapi kita harus tetap semangat menjalani hidup ini

Perasaan gelisahan (gelisah hati) terjadi pula akibat masalah moral. Nah,,,,, untuk mengatasinya dalam ajaran Islam, Manusia diperintahkan untuk meningkatkan Iman, Taqwa dan Amal saleh. Seperti yang difirmankan : 

Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mondar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala; memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya; duduk termenung sambil memegang kepalanya; duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara; dan lain-lain. Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhwatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.

Sebab-sebab orang gelisah
Apabila kita kaji, sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, dari luar maupun dari dalam.
Contoh :
Bila ada suatu tanda bahaya (bahay banjir, gunung meletus, atau perampokan), orang tentu akan gelisah. Hal itu disebabkan karena bahay itu mengancam akan hilangnya beberapa hak orang sekaligus, misalnya hak hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hidup, dan mungkin hak nama baik. Kalau misalnya, kentongan dipukul terus menerus dan disambung bersaut-sautan makin lama makin dekat, tentu orang-orang akan gelisah. Gerangan apakah yang akan terjadi ? Meskipun berita peristiwa belum ada, tetapi yang jelas itu merupakan tanda bahaya.

Usaha-usaha mengatasi kegelisahaan
Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berfikir tenang. Sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.

Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.
Contohnya :
Dalam karya sastra Abdul Muis yang berjudul “Salah Asuhan”.

Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lenggang. Sehingga kata kesepian merasa sunyi atau lenggang, tidak berteman.
Contoh :
Pangeran sidharta, putra raja kapilawastu, meninggalkan istana, tempat kemewahan, keramaian dan ketidakpastian. Karena frustasi dengan keadan istana, maka ia meninggalkan meninggalkan istana pergi ketempat yang sepi, mencari hakekat hidup.

Ketidakpastian
Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas.
Contoh ;
Ketidak pastian tentang lulus atau tidak dalam ujian sarjana yang sudah lama ditunggu-tunggu membuat orang gelisah.

Usaha-usaha mengatasi ketidakpastian
Orang yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada mental si penderita. Andaikata penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.

Minggu, 22 April 2012

PANDANGAN HIDUP

Pandangan Hidup


Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua manusia pasti mempunyai suatu pandangan hidup sendiri – sendiri dan kemungkinan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Tak sedikit pula orang yang mempunyai pandangan hidup yang sangat bertentangan dengan pandangan hidup orang yang lainnya, itulah yang sering memicu perdebatan diantara umat manusia dalam kehidupan sehari hari.
Seperti yang ada di negara kita sekarang ini, semakin maraknya kasus terorisme. Masalah ini terjadi akibat kurang tepatnya pandangan suatu orang terhadap masalah kehidupan sehari – hari.  Mereka manafsirkan atau mengartikan suatu ajaran secara sepotong – sepotong dan hanya berdasarkan pada satu atau dua sumber saja tidak melihat keadaan sekitar yang diperkirakan secara logika sehingga mendapatkan penjelasan yang kurang tepat.
Mereka berpandangan bahwa semua orang yang menentang atau memusuhi keyakinannya adalah musuh buat mereka dan itu harus dimusnahkan dari muka bumi ini untuk tersciptanya kehidupan yang aman dan sejahtera. Padahal kalau kita perhatikan sebenarnya pandangan mereka terhadap masalah tersebut adalah kurang tepat, bukan sewajarnya orang yang keliru itu disadarkan untuk kembali ke jalan yang lurus bukan malah ditiadakan atau dimusnahkan.
Tetapi pandangan seperti itu seperti sudah mendarah daging pada diri mereka dan orang – orang pengikutnya. Bahkan mereka menganggap kalau melakukan hal tersebut akan mendapat suatu pahala yang besar dan kalaupun mereka maninggal dalam menjalankan aksi mereka tersebut dianggap sebagai mati syahid. Padahal kalau diamati justru perbuatan yang mereka lakukan itu sangat merugikan orang lain, seperti menghilangkan nyawa orang lain pasti keluarga yang ditinggalkan itu akan menyimpan duka yang sangat mendalam dan bahkan sulit untuk dihilangkan. Banyak anak kecil yang kehilangan orang tuanya, para orang tua kehilangan lapangan pekerjaan, dan lain sebagainya.
Mereka juga tidak segan segan untuk menyebarkan ajarannya tersebut kepada orang – orang yang ada disekitarnya sehingga pengikut semakin banyak. Dan hal tersebut tidak akan berhenti sebelum apa yang mereka inginkan tercapai.
Seperti yang kita lihat sekarang ini, meskipun pimpinan gembong teroris sudah banyak yang tertangkap tetapi terorisme masih terus terjadi. Hal tersebut dikarenakan bahwa ajaran yang mereka ajarkan masih belum mati dan terus berjalan sehingga siapa saja bisa menerukan ajaran tersebut meskipun sang pemimpin telah tiada, karena mereka bisa membentuk kader – kader pemimpin baru.
Untuk masalah tersebut hal yang harus dibenahi sebeneranya adalah pandangan hidup pada pribadi masing masing orang tersebut. Kalau yaang dibasmi adalah pemimpinnya itu belum bisa menuntaskan permasalahan karena pengikutnya masih banyak dan hal itu sulit untuk ditelusuri satu persatu. Kalau pandangan hidup mereka sudah kembali ke jalan yang benar, tidak perlu lagi diperintah pun mereka akan menghentikan aksi aksi yang mereka jalankan sekarang ini dengan kesadaran probabadi.

Sumber Pandangan Hidup
Pandangan hidup banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri atas tiga macam.
  1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
  2. Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut.
  3. Pandangan hidup hasil renungan yakni pandangan hidup yang relative kebenarannya.

MANUSIA DAN KEADILAN

Manusia & Keadilan


1. KEADILAN
Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Jika kita mengakui hak hidup kita,maka sebaliikknya kita wajib mempertahankan hidup dengan bekerja keras tanpa merugikan orang lain. Oleh karena itu keadilan pada pokoknya terletak pada keseimbangan atau keharmonisan antara menuntut hak, dan menjalankan kewajiban.
Berbicara tentang keadilan, anda tentu segera ingat akan dasar negara kita ialah pancasila yuang berbunyi:”Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Dan Bung Hatta nilai sila itu sebagai berikut: “Keadilan sosial adalah langkah yang menentukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur.
“sila Keadilan Sosial ini mengandung prinsip bahwa setiap orang di Indonesia akan mendapat perlakuan adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi dan kebudayaan.”
Untuk mewujudkan keadilan sosial itu,perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni :
a.     Pebuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
b.     Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menmghormati hak-hak orang lain
c.      Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
d.     Sikap suka bekerja keras
e.      Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
Keadilan dan ketidakadilan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena dalam hidupnya manusia menghadapi keadilan dan ketidakadilan setiap hari .oleh sebab itukeadilan dan ketidakadilan menimbulkan daya kreativitas manusia. Seperti halnya seni yang lahir dari ketidakadilan seperti seni drama, seni puisi , novel, musik, film, dsb
Pada hakikatnya keadilan-kadilan  tercipta untuk mewujudkan masyarakat yang adil,sejahtera dan sentosa.

2.     KEADILAN DAN KETIDAKADILAN
Setelah disinggung diatas,kadilan merupakan salah satu dari konsensus nasional kita karena merupakan bagian konheren dari kebudayaan kita.
Menurut Burhan M.Magenda:menunjukkan adanya dua sumber penyebab komitmen masyarakat kita yang begitu tinggi terhadap,diantaranya :
1)    Sumber yang pertama, adalah tradisi kultural dari semua kebudayaan dan pemerintahan tradisional di Indonesia. Konsep keadilan yang tradisional tersebut boleh dikatakan bersifat normatif.seperti kisah pengalaman Erlangga.
2)    Sumber yng kedua,dari komitmen masyarakat kita terhadap keadilan adalah pengalaman – pengalaman rakyat selama revolusi kemerdekaan dengan segala akibatnya.seperti zaman pendudukan jepang, sikap jepang yang merendahkan golongan bangsawan pribumi meyebabkan meluasnya ide tentang keadilan sosial secara nyata.
Masalah istilah keadilan itu sendiri, sampai sekarang sudah cukup banyak ahli yang menyikapinya. Celakanya,cara penyikapan mereka kadang- kadang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Ketidakadilan dalam suatu masyarakat seringkali tidak dibiarkan begitu saja oleh anggota-anggota masyarakat yang bersangkutan, banyak teori membuktikan kalau ktidakadialan merupakan akibat logis dari suatu sistem yang berlaku, baik ekonomi, sosial ataupun politik dalam masyarakat tetapi terdapat pula praktek ketidakadilan yang sering ditolak oleh anggota masyarakat dan ini bisa jadi merupakan nilai yang universal karna hampir semua orang telah mengikutinya.

3.     KEJUJURAN
Jujur atau kejujuran berarti apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya.jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum.jujur berarti pula menepati janji,jadi seseorang yang tidak menepati niatnya berarti mendistai dirinya sendiri.
Belajarlah bersikap jujur, sebab kejujuran mewujudkan keadilan, sedang keadilan menuntut kemuliaan abadi. Jujur memberikan ketentraman hati,serta menyucikan.seperti sebuah ungkapan ini ”teguhlah pada kebenaran, sekalipun kejujuran dapat merugikanmu, serta jangan pula berdusta, walau dustamu dapt menguntungkanmu” atau “barang siapa berkata jujur serta bertindak sesuai dengan kenyataan” yang artinya orang itu berbuat benar, maka ia sungguh dapat sempurna.
Pada hakikatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi,kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban ,serta rasa takut terhadap kesalahan dan dosa.adapun kesadaran moral adalah kesadaran tentang diri kita sendiri karena kita melihat diri kita sendiri berhadapan dengan hal baik buruk.
Berbagai hal yang menyebabkan orang berbuat tidak jujur .mungkin karena tidak rela ,mungkin karena pengaruh lingkungan, karena sosial ekonomi, terpaksa ingin populer,karena sopan santun, dan untuk mendidik.
Ketidakjujuran sangat luas kawasanya, sesuai dengan luasnya kehidupan dan kebutuhan hidup manusia dan banyak sekali karya seni yang lahir dari kandungan peristiwa atau kasus ketidakjujuran.karena dengan mengkomunikasikan hal yang sebaliknya manusia akan terangsang untuk berbuat jujur.

4.     KECURANGAN
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang dikatakan tidak sesuai dengan hati nuraninya.atau orsng itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan usaha.
Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat di sekelilingnya hidup menderita. Hal swmacam ini dalam istilah agama tidak diridhoi tuhan.
Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek yakni :
1)    Aspek ekonomi
2)    Aspek kebudayaan
3)    Aspek peradapan
4)    Aspek teknik
Apabila keempat aspek tersebut dilaksanakan dengan wajar maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum.
Dalam pewayangan soal baik-buruk ini diajukan tidak secara teori,juga tidak ditunjuk jelas apaskah yang menjadi ukuran baik, ajaran perwayangan ini terang sekali secara kongkrit. Dan kami katakan secara barat karena pikiran orang barat banyak benarnya dan suka kerpada yang abstrak, hal ini belaku secara umum.
Dalam tingkah laku yang kongkrit itu ternyata sulit untuk membedakan mana tingkah laku yang baik dan manalagi yang sebaliknya.pada bahasa jawa ada ungkapan”becik ketitik,ala ketara” artinya yang baik akan nampak,yang buruk akan nyata juga.
Dan pertunjukan wayang dalam ceritera-ceriteranya itu sudah tua sekali dan pada waktu itu masih zaman feodal. Seorang yang dianggap baik ialah raja. Raja tidak dapat keliru, serba benar dan serba baik.
5.     PEMULIHAN NAMA BAIK
Nama baik merupakan tujuan  utama orang hidup nama baik adalah nama yang tidaktercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Lebih – lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/ tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.
Ada peribahasa yang berbunyi”Daripada berputih mata lebih baik berputih tulang” artinyan orang lebih baik mati dariapada malu.betapa besar nilai nama baik itu sehingga nyawa taruhannya.
Tingkah laku atau perbuatan yang baik edengan nama baik itu pada hakikatnya sesuai dengan kodrat manusia, yaitu :
1)    Manusia menurut sifat dasarnya adalah makhluk morala
2)    Ada atuaran –aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi oleh manusia.
Pada hakikatnya ,pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya;bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran modal atau tidak sesuai dengan akhlak.
Oleh karena itu ,tingkah laku dan perbuatan manusia harus disesuaikan dengan penciptaannya sebagai manusia .untuk itu orang harus bertingkah laku dan berbuat sesuai dengan akhlak yang baik
Untuk memulihkan nama baik ,manusia harus bertobat atau meminta maaf ,tobat dan minta maaf tidak hanya di bibir,melainkan harus bertingkah laku sopan ,ramah, berbuat budi darma hidup yang perlu ditolong dengan tanpa pamrih.

6.     PEMBALASAN
Pembalasan adalh suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, dan tingkah laku yang seimbang.
Seperti dalam sebuah film “nasib si miskin” tokoh iwan ditolong oleh yus. Pada waktu yus sakit, iwan merawat dan membelikan obat, bahkan menganggapnya seperti kaskak sendiri. Pembalasan tersebut merupakan pembalasan yang positif dan merupakan tindakan yang sesuai dengan jasanya.
Dalam Al-Qur’an pun terdapat ayat-ayat yang menyatakan, bahwa tuhan, mengadakan pembalasan. Bagi orang yang bertaqwa kepada tuhan akan diberikan pembalasan dan bagi yang mengingkariperinytah tuhan pun akan diberi balasan yang seimbang yaitu siksaan di neraka.
Pada dasarnya, manusia dalah makhluk moral dan makhluk sosial. Dalam bergaul, manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakikatnya adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia lain.
Oleh karena itu manusia harus berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu karena mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.

7.     MANUSIA DAN KEADILAN
Lain halnya dengan penderitaan, keadilan ini ternyata selalu menjadi dambaan setiap manusia. Seperti sebuah pribahasa “raja adil raja disembah, raja lalim raja disangga”. Dan keadilan bukan hanya didambakan, namun juga diagungkan.
Ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar 1945, alinea ke empat, bahwa tujuan perjuangan dan pembangunan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pastilah masalah keadilan sosial akan terus dicari dan diperjuangkan manusia sampai kapan pun;sebab masalah keadilan hakikatnya adalah masalah “kemanusiaan”. Bukan sekedar menyangkut ,melainkan justru asasi kemanusiaan.
Keadilan menentukan harkat dan martabat manusia,s ebab masalah keadilan selalu berhubungan dengan masalah hak.manusia tidak hanya wajib menuntut saja, namun wajib menciptakan dan menegakkan.
Socrates pernah merumuskan tentang keadilan, yaitu apabila pemerintah dengan rakyatnya terdapat saling pengertian yang baikitulah adil dan keadilan. Tegasnya keadilan itu tercipta bilamana setiap warga sudah dapat merasakan bahwa pihak pemerintah (semua pejabat) sudah dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. (M. Habib Mustopo, 1983).
Ukuran keadilan ditentukan oleh soal hak dan kewajiban atau tanggung jawab. Hak adalah sesuatu yang menjadi milik kita atau harus diterima seseorang setelah orang bersangkutan melaksanakan kewajiban yang menjadi tugasnya. Kewajiban atau tugas ialah pekerjaan yang harus dilakasanakan oleh seseorang sesuai dengan profesi atau jabatannya.
Oleh WJS Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartiakan kata adil dengan tidak berat sebelah atau tidak memihak .dengan demikian tidaklah terlalu meleset jauh apabila keadilan kita artikan dengan keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Berbuat adil berarti  menghargai atau menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Berbuat tidak adil berarti menginjak-injak harga dan martabat manusia. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an, surat An-Nisa’ ayat 135, artinya demikian: “ Wahai orang-orang yang beriman jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu.”

Kamis, 05 April 2012

Keindahan

Keindahan berasal dari kata 'Indah'. Indah itu meruakan sesuatu yang enak dipandang, cantik, bagus.Keindahan dapat kita rasakan salah satunya dengan melihat pemandangan alam yang bagus.Seperti pantai, pegunungan, pedesaan, lautan, air terjun dan lain lain.Selain itu, keindahan dapat kita temukan dari seseorang yang kita sayang, entah itu keluarga, sahabat, dan juga pasangan hidup kita.

Khusus untuk pasangan hidup atau pacar, kita dapat melihat keindahan nya dari akal budi, tingkah laku nya, dari hatinya yang tulus mencintai kita,Dari segi fisik, keindahan dapat dilihat dari wajahnya yang cantik menarik atau tampan rupawan, tubuhnya yang proporsional atau sexy. 


Sifat dan ciri seseorang yang dianggap "elok", apakah secara individu atau dengan konsensus masyarakat, sering didasarkan pada beberapa kombinasi dari Inner Beauty (keelokan yang ada di dalam), yang meliputi faktor-faktor psikologis seperti kepribadian, kecerdasan, keanggunan, kesopanan, kharisma, integritas, dan kesesuaian, dan Outer Beauty (keelokan yang ada di luar), yaitu daya tarik fisik yang meliputi faktor fisik, seperti kesehatan, kemudaan, simetri wajah, dan struktur kulit wajah.
Standar kecantikan/ketampanan selalu berkembang, berdasarkan apa yang dianggap suatu budaya tertentu sebagai berharga. Lukisan sejarah memperlihatkan berbagai standar yang berbeda untuk keelokan manusia. Namun manusia yang relatif muda, dengan kulit halus, tubuh proporsional, dan fitur biasa, secara tradisional dianggap paling elok sepanjang sejarah.
Singkatnya 'Keindahan itu merupakan suatu anugerah Tuhan dalam bentuk kepuasan hati, perasaan senang seorang manusia, yang dilimpahkanNya kepada setiap umat agar dapat mensyukuri nikmat yang telah diberikanNya.

Manusia Dan Penderitaan

Penderitaan

Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas penderitaan. Suatu perristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Mengenai penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh yang gamblang dapat dapat dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme. Misalnya Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.
Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf Prusia, dimulai sejak kecil, yaitu sering sakit, lemah, serta kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka menyendiri, membaca dan merenung diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf besar.
Lain lagi dengan filsuf Rusia yang bernama Berdijev (1874-1948). Sebelum dia menjadi filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi filsuf juga akibat menyaksikan masyarakatnya yang sangat menderita dan mengalami ketidakadilan.
Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di Paris, Perancis. Sejak kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia menjadi cemoohan teman-teman sekolahnya. Penderitaanlah yang menyebabkan ia belajar keras sehingga menjadi filsuf yang besar.
Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwa penderitaan tidak selamanya berpengaruh negatif dan merugikan, tetapi dapat merupakan energi pendorong untuk menciptakan manusia-manusia besar.
Contoh lain ialah penderitaan yang menimpa pemimpin besar umat Islam, yang terjadi pada diri Nabi Muhammad. Ayahnya wafat sejak Muhammad dua bulan di dalam kandungan ibunya. Kemudian, pada usia 6 tahun, ibunya wafat. Dari peristiwa ini dapat dibayangkan penderitaan yang menimpa Muhammad, sekaligus menjadi saksi sejarah sebelum ia menjadi pemimpin yang paling berhasil memimpin umatnya (versi Michael Hart dalam Seratus Tokoh Besar Dunia).
Penderitaan dan KenikmatanTujuan manusia yang paling populer adalah kenikmatan, sedangkan penderitaan adalah sesuatu yang selalu dihindari oleh manusia. Oleh karena itu, penderitaan harus dibedakan dengan kenikmatan, dan penderitaan itu sendiri sifatnya ada yang lama dan ada yang sementara. Hal ini berhubungan dengan penyebabnya. Macam-macam penderitaan menurut penyebabnya, antara lain: penderitaan karena alasan fisik, seperti bencana alam, penyakit dan kematian; penderitaan karena alasan moral, seperti kekecewaan dalam hidup, matinya seorang sahabat, kebencian orang lain, dan seterusnya.Semua ini menyangkut kehidupan duniawi dan tidak mungkin disingkirkan dari dunia dan dari kehidupan manusia.
Penderitaan dan kenikmatan muncul karena alasan “saya suka itu” atau “sesuatu itu menyakitkan”. Kenikmatan dirasakan apabila yang dirasakan sudah didapat, dan penderitaan dirasakan apabila sesuatu yang menyakitkan menimpa dirinya. Aliran yang ingin secara mutlak menghindari penderitaan adalah hedonisme, yaitu suatu pandangan bahwa kenikmatan itu merupakan tujuan satu-satunya dari kegiatan manusia, dan kunci menuju hidup baik. Penafsiran hedonisme ada dua macam, yaitu:
1. Hedonisme psikologis yang berpandangan bahwa semua tindakan diarahkan untuk mencapai kenikmatan dan menghindari penderitaan.
2. Hedonisme etis yang berpandangan bahwa semua tindakan ‘harus’ ditujukan kepada kenikmatan dan menghindari penderitaan.
Kritik terhadap hedonisme ialah bahwa tidak semua tindakan manusia hedonistis, bahkan banyak orang yang tampaknya merasa bersalah atas kenikmatan-kenikmatan mereka. Dan hal ini menyebabkan mereka mengalami penderitaan. Pandangan Hedonis psikologis ialah bahwa semua manusia dimotivasi oleh pengejaran kenikmatan dan penghindaran penderitaan. Mengejar kenikmatan sebenarnya tidak jelas, sebab ada kalanya orang menderita dalam rangka latihan-latihan atau menyertai apa yang ingin dicapai atau dikejarnya. Kritik Aristoteles ialah bahwa puncak etika bukan pada kenikmatan, melainkan pada kebahagiaan. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kenikmatan bukan tujuan akhir, melainkan hanya “pelengkap” tindakan. Berbeda dengan John Stuart Mill yang membela Hedonisme melalui jalan terhormat, utilitarisme yaitu membela kenikmatan sebagai kebaikan tertinggi. Suatu tindakan itu baik sejauh ia lebih “berguna” dalam pengertian ini, yaitu sejauh tindakan memaksimalkan kenikmatan dan meninimalkan penderitaan.
Penderitaan dan KasihanKembali kepada masalah penderitaan, muncul Nietzsche yang memberontak terhadap pernyataan yang berbunyi: “Dalam menghadapi penderitaan itu, manusia merasa kasihan”. Menurut Nietzche, pernyataan ini tidak benar, penderiutaan itu adalah suatu kekurangan vitalitas. Selanjutnya ia berkata, “sesuatu yang vital dan kuat tidak menderita, oleh karenanya ia dapat hidup terus dan ikut mengembangkan kehidupan semesta alam. Orang kasihan adalah yang hilang vitaliatasnya, rapuh, busuk dan runtuh. Kasihan itu merugikan perkembangan hidup”. Sehingga dikatakannya bahwa kasihan adalah pengultusan penderitaan. Pernyataan Nietzsche ini ada kaitannya dengan latar belakang kehidupannya yang penuh penderitaan. Ia mencoba memberontak terhadap penderitaan sebagai realitas dunia, ia tidak menerima kenyataan. Seolah-olah ia berkata, penderitaan jangan masuk ke dalam hidup dunia. Oleh karena itu, kasihan yang tertuju kepada manusia harus ditolak, katanya.
Pandangan Nietzsche tidak dapat disetujui karena: pertama, di mana letak humanisnya dan aliran existensialisme. Kedua, bahwa penderitaan itu ada dalam hidup manusia dan dapat diatasi dengan sikap kasihan. Ketiga, tidak mungkin orang yang membantu penderita, menyingkir dan senang bila melihat orang yang menderita. Bila demikian, maka itu yang disebut sikap sadisme. Sikap yang wajar adalah menaruh kasihan terhadap sesama manusia dengan menolak penderitaan, yakni dengan berusaha sekuat tenaga untuk meringankan penderitaan, dan bila mungkin menghilangkannya
.
Penderitaan dan Noda Dosa pada Hati Manusia.Penderitaan juga dapat timbul akibat noda dosa pada hati manusia (Al-Ghazali, abad ke 11). Menurut Al-Ghazali dalam kitabnya Ihyaa’ Ulumudin, orang yang suka iri hati, hasad, dengki akan menderita hukuman lahir-batin, akan merasa tidak puas dan tidak kenal berterima kasih. Padahal dunia tidak berkekurangan untuk orang-orang di segala zaman. Allah SWT telah memberi ilmu dan kekayaan atau kekuasaan-Nya, karena itu penderitaan-penderitaan lahir ataupun batin akan selalu menimpa orang-orang yang mempunyai sifat iri hati, hasad, dengki selama hidupnya sampai akhir kelak.
Untuk mengobati hati yang menderita ini, sebelumnya perlu diketahui tanda- tanda hati yang sedang gelisah (hati yang sakit). Perlu diketahui bahwa setiap anggota badan diciptakan untuk melakukan suatu pekerjaan. Apabila hati sakit maka ia tidak dapat melakukan pekerjaan dengan sempurna ia kacau dan gelisah. Ciri hati yang tidak dapat melakukan pekerjaan ialah apabila ia tidak dapat berilmu, berhikmah, bermakrifat, mencintai Allah dengan menyembah-Nya, merasa erat dan nikmat mengingat-Nya.
Sehubungan dengan pernyataan ciri-ciri yang menderita, Allah berfirman:
Aku tidak menciptakan jin dan manusia selain hanya untuk menyembah kepada-Ku”. (QS. 51: 56)
“Barangsiapa merasa mengerti sesuatu, tetapi tidak mengenal Allah, sesungguhnya orang tersebut tidak mengerti apa-apa. Barangsiapa mempunyai sesuatu yang dicintainya lebih daripada mencintai Allah, maka sesungguhnya hatinya sakit. “katakanlah, hai Muhammad, apabila orang tuamu, anakmu, saudaramu, istrimu, handai tolanmu, harta bendamu yang engkau tumpuk dalam simpanan serta barang dagangan yang yang engkau khawatirkan ruginya dan rumah tempat tinggal yang kamu senangi itu lebih kamu cinta daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjuang di jalan Allah, maka tunggulah sampai perintah Allah datang”. (QS. 9: 24).
Hal lain yang menimbulkan derita terhadap seseorang adalah merasakan suatu keinginan atau dorongan yang tidak dapat diterima atau menimbulkan keresahan, gelisah, atau derita. Maka ia pun berusaha menjauhkan diri dari lingkup kesadaran atau perasaannya. Akhirnya, keinginan atau dorongan itu tertahan dalam alam bawah sadar. Namun, sering orang itu mengekspresikan keinginan atau dorongan itu secara tidak sadar atau dengan ucapan yang keliru. Atau, apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka?
Dan kalau Kami mengkhendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu, sehingga kamu dapat benar-benar mengenal mereka dengan tanda-tandanya, tetapi kamu mengenal mereka dari bicara mereka, dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu”. (QS. 47: 29-30).
Demikianlah Al-Quran telah mengisyaratkan tentang adanya ciri-ciri orang yang tidak sadar (menderita) lewat kata-kata yang keliru, sejak 14 abat yang lalu sebelum dikemukakan oleh Freud, penemu teori psikoanalisis. Bahkan sebuah hadist mengatakan:
“Tak seorang pun yang menyembunyikan suatu rahasia kecuali jika Allah akan memberinya penutup. Apabila penutup itu baik, maka rahasia itu baik, dan apabila penutup itu buruk maka buruk pula rahasia itu”. (Tafsir Ibn Katsir, Vol. 4 hal. 180).
Obat supaya hati sehat di firmankan Allah sebagai berikut:
“Kecuali orang yang datang ke hadirat Allah SWT dengan hati yang suci”. (QS. 26: 89 ).
Jadi, mengenal atau makrifat kepada Allah yang membawa semangat taat kepada Allah SWT dengan cara menentang hawa nafsu, merupakan obat untuk menyembuhkan penyakit dalam hati (menderita gelisah) (Al-Ghazali, abad ke-11).

Selasa, 27 Maret 2012

Manusia dan Cinta Kasih

Menurut saya,
Cinta adalah curahan rasa peduli dari hati yang dimiliki setiap manusia terhadap apa yang membuat diri mereka nyaman terhadap sesama manusia atau lawan jenisnya. Cinta itu timbul karena adanya ketertarikan antara satu sama lain dari hati yang tulus. Bukan karena paksaan. Cinta itu tidak bisa diukur dengan materi, maupun dari segi fisik, melainkan Cinta itu akan hadir ketika kita merasa aman dan nyaman satu sama lain. Sedangkan kasih adalah rasa sayang terhadap sesama. 
Cinta akan terasa indah bila di suatu hubungan itu timbul rasa ketertarikan, kemesraan, juga komitmen yang harus dipertahankan.
Jadi, CINTA KASIH adalah rasa Kepedulian serta Sayang kepada sesamanya maupun mahluk lain sehingga menimbulkan rasa kasih sayang.


sedangkan, KASIH SAYANG adalah rasa peduli terhadap apa yang disayangi. Contohnya adalah satu pasangan yang saling mencintai dan menimbulkan rasa ketergantungan antara satu sama lainya. Hal tersebut lah yang dinamakan cinta. Jadi cinta itu berawal dari kasih sayang.

Kasih sayang bisa terlihat dari seorang Ibu yang sangat sayang kepada anaknya. dari mulai mengandung, melahirkan, hingga merawatnya hingga menjadi dewasa.
Selain itu kasih sayang juga bisa ditunjukan kepada Tuhan, lawan jenis, atau pun kepada lingkungan sekitar.

Jadi kesimpulanya, Kasih Sayang itu merupakan perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduaanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.

Suku dan Kebudayaan di Indonesia

Di negara kita Indonesia ini merupakan negara dengan begitu banyak kebudayaan di dalamnya. Kebudayaan itu meliputi suku suku bangsa yang ada di Indonesia.
Orang-orang Indonesia berasal dari berbagai suku bangsa, termasuk Jawa, Sunda, Madura, Aceh, Batak, Minangkabau, Bali, dan Bugis. Suku Jawa adalah yang terbesar di Indonesia, dan mereka kurang lebih merupakan 45% dari seluruh populasi. Mereka berasal dari bagian tengah tengah dan timur Pulau Jawa. Suku Sunda adalah suku terbesar kedua , dan mereka merupakan 14% dari seluruh populasi. Mereka pada awalnya mendiami bagian barat Pulau Jawa. Suku terbesar ketiga adalah suku Madura, yang merupakan 7,5% dari seluruh populasi. Mereka pada awalnya mendiami Pulau Madura, bagian timur Pulau Jawa dan Kepulauan Kangean. Suku bangsa terbesar keempat adalah suku Minangkabau, yang merupakan 3% dari seluruh populasi dan merupakan pendiam dari propinsi Sumatera Barat. Minangkabau sangat terkenal di kalangan antropolog sebagai penganut sistem matrilineal terbesar di dunia. 

Meskipun etnis tionghoa mewakili sebagian kecil dari total populasi (lebih kecil dari 3%), mereka merupakan kekuatan utama dari ekonomi, mengoperasikan segalanya mulai dari toko-toko kecil hingga bank-bank besar dan industri-industri di Indonesia. Sebagian besar dari etnis tionghoa di Indonesia memiliki leluhur yang berasal dari selatan Cina dan berasal dari ras HakkaHokkien, atau Kanton. Etnis tionghoa di Indonesia biasanya terbagi menjadi 2 kelompok utama: (i) Cina peranakan, yang biasanya memiliki latar belakang Cina dan Indonesia, menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utamanya, dan yang biasanya mengadopsi adat istiadat Indonesia; dan (ii) Cina totok, yang dianggap sebagai Cina murni, yang biasanya merupakan pendatang generasi pertama atau kedua, dan memegang kebudayaan Cina dengan teguh.  



Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:
Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bai Masyarakat Pendukukungnya, Semarang: P&K, 199
kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama.Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.
Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan angsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan menglami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.

Opini : Keanekaragaman suku budaya di Indonesia harusnya membuat kita bangga, dan harus dilestarikan kepada generasi muda sekarang yang kebanyakan sudah terpengaruh budaya barat.
Melestarikan keanekaragaman budaya dapat kita lakukan dengan cara melakukan dialog antar suku agar dapat mengurangi rasa curiga dan permusuhan. Tidak meremehkan suku daerah lain, serta harus saling menghormati antar suku dan budaya masing masing.