Minggu, 22 April 2012

PANDANGAN HIDUP

Pandangan Hidup


Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua manusia pasti mempunyai suatu pandangan hidup sendiri – sendiri dan kemungkinan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Tak sedikit pula orang yang mempunyai pandangan hidup yang sangat bertentangan dengan pandangan hidup orang yang lainnya, itulah yang sering memicu perdebatan diantara umat manusia dalam kehidupan sehari hari.
Seperti yang ada di negara kita sekarang ini, semakin maraknya kasus terorisme. Masalah ini terjadi akibat kurang tepatnya pandangan suatu orang terhadap masalah kehidupan sehari – hari.  Mereka manafsirkan atau mengartikan suatu ajaran secara sepotong – sepotong dan hanya berdasarkan pada satu atau dua sumber saja tidak melihat keadaan sekitar yang diperkirakan secara logika sehingga mendapatkan penjelasan yang kurang tepat.
Mereka berpandangan bahwa semua orang yang menentang atau memusuhi keyakinannya adalah musuh buat mereka dan itu harus dimusnahkan dari muka bumi ini untuk tersciptanya kehidupan yang aman dan sejahtera. Padahal kalau kita perhatikan sebenarnya pandangan mereka terhadap masalah tersebut adalah kurang tepat, bukan sewajarnya orang yang keliru itu disadarkan untuk kembali ke jalan yang lurus bukan malah ditiadakan atau dimusnahkan.
Tetapi pandangan seperti itu seperti sudah mendarah daging pada diri mereka dan orang – orang pengikutnya. Bahkan mereka menganggap kalau melakukan hal tersebut akan mendapat suatu pahala yang besar dan kalaupun mereka maninggal dalam menjalankan aksi mereka tersebut dianggap sebagai mati syahid. Padahal kalau diamati justru perbuatan yang mereka lakukan itu sangat merugikan orang lain, seperti menghilangkan nyawa orang lain pasti keluarga yang ditinggalkan itu akan menyimpan duka yang sangat mendalam dan bahkan sulit untuk dihilangkan. Banyak anak kecil yang kehilangan orang tuanya, para orang tua kehilangan lapangan pekerjaan, dan lain sebagainya.
Mereka juga tidak segan segan untuk menyebarkan ajarannya tersebut kepada orang – orang yang ada disekitarnya sehingga pengikut semakin banyak. Dan hal tersebut tidak akan berhenti sebelum apa yang mereka inginkan tercapai.
Seperti yang kita lihat sekarang ini, meskipun pimpinan gembong teroris sudah banyak yang tertangkap tetapi terorisme masih terus terjadi. Hal tersebut dikarenakan bahwa ajaran yang mereka ajarkan masih belum mati dan terus berjalan sehingga siapa saja bisa menerukan ajaran tersebut meskipun sang pemimpin telah tiada, karena mereka bisa membentuk kader – kader pemimpin baru.
Untuk masalah tersebut hal yang harus dibenahi sebeneranya adalah pandangan hidup pada pribadi masing masing orang tersebut. Kalau yaang dibasmi adalah pemimpinnya itu belum bisa menuntaskan permasalahan karena pengikutnya masih banyak dan hal itu sulit untuk ditelusuri satu persatu. Kalau pandangan hidup mereka sudah kembali ke jalan yang benar, tidak perlu lagi diperintah pun mereka akan menghentikan aksi aksi yang mereka jalankan sekarang ini dengan kesadaran probabadi.

Sumber Pandangan Hidup
Pandangan hidup banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri atas tiga macam.
  1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
  2. Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut.
  3. Pandangan hidup hasil renungan yakni pandangan hidup yang relative kebenarannya.

MANUSIA DAN KEADILAN

Manusia & Keadilan


1. KEADILAN
Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Jika kita mengakui hak hidup kita,maka sebaliikknya kita wajib mempertahankan hidup dengan bekerja keras tanpa merugikan orang lain. Oleh karena itu keadilan pada pokoknya terletak pada keseimbangan atau keharmonisan antara menuntut hak, dan menjalankan kewajiban.
Berbicara tentang keadilan, anda tentu segera ingat akan dasar negara kita ialah pancasila yuang berbunyi:”Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Dan Bung Hatta nilai sila itu sebagai berikut: “Keadilan sosial adalah langkah yang menentukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur.
“sila Keadilan Sosial ini mengandung prinsip bahwa setiap orang di Indonesia akan mendapat perlakuan adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi dan kebudayaan.”
Untuk mewujudkan keadilan sosial itu,perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni :
a.     Pebuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
b.     Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menmghormati hak-hak orang lain
c.      Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
d.     Sikap suka bekerja keras
e.      Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
Keadilan dan ketidakadilan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena dalam hidupnya manusia menghadapi keadilan dan ketidakadilan setiap hari .oleh sebab itukeadilan dan ketidakadilan menimbulkan daya kreativitas manusia. Seperti halnya seni yang lahir dari ketidakadilan seperti seni drama, seni puisi , novel, musik, film, dsb
Pada hakikatnya keadilan-kadilan  tercipta untuk mewujudkan masyarakat yang adil,sejahtera dan sentosa.

2.     KEADILAN DAN KETIDAKADILAN
Setelah disinggung diatas,kadilan merupakan salah satu dari konsensus nasional kita karena merupakan bagian konheren dari kebudayaan kita.
Menurut Burhan M.Magenda:menunjukkan adanya dua sumber penyebab komitmen masyarakat kita yang begitu tinggi terhadap,diantaranya :
1)    Sumber yang pertama, adalah tradisi kultural dari semua kebudayaan dan pemerintahan tradisional di Indonesia. Konsep keadilan yang tradisional tersebut boleh dikatakan bersifat normatif.seperti kisah pengalaman Erlangga.
2)    Sumber yng kedua,dari komitmen masyarakat kita terhadap keadilan adalah pengalaman – pengalaman rakyat selama revolusi kemerdekaan dengan segala akibatnya.seperti zaman pendudukan jepang, sikap jepang yang merendahkan golongan bangsawan pribumi meyebabkan meluasnya ide tentang keadilan sosial secara nyata.
Masalah istilah keadilan itu sendiri, sampai sekarang sudah cukup banyak ahli yang menyikapinya. Celakanya,cara penyikapan mereka kadang- kadang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Ketidakadilan dalam suatu masyarakat seringkali tidak dibiarkan begitu saja oleh anggota-anggota masyarakat yang bersangkutan, banyak teori membuktikan kalau ktidakadialan merupakan akibat logis dari suatu sistem yang berlaku, baik ekonomi, sosial ataupun politik dalam masyarakat tetapi terdapat pula praktek ketidakadilan yang sering ditolak oleh anggota masyarakat dan ini bisa jadi merupakan nilai yang universal karna hampir semua orang telah mengikutinya.

3.     KEJUJURAN
Jujur atau kejujuran berarti apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya.jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum.jujur berarti pula menepati janji,jadi seseorang yang tidak menepati niatnya berarti mendistai dirinya sendiri.
Belajarlah bersikap jujur, sebab kejujuran mewujudkan keadilan, sedang keadilan menuntut kemuliaan abadi. Jujur memberikan ketentraman hati,serta menyucikan.seperti sebuah ungkapan ini ”teguhlah pada kebenaran, sekalipun kejujuran dapat merugikanmu, serta jangan pula berdusta, walau dustamu dapt menguntungkanmu” atau “barang siapa berkata jujur serta bertindak sesuai dengan kenyataan” yang artinya orang itu berbuat benar, maka ia sungguh dapat sempurna.
Pada hakikatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi,kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban ,serta rasa takut terhadap kesalahan dan dosa.adapun kesadaran moral adalah kesadaran tentang diri kita sendiri karena kita melihat diri kita sendiri berhadapan dengan hal baik buruk.
Berbagai hal yang menyebabkan orang berbuat tidak jujur .mungkin karena tidak rela ,mungkin karena pengaruh lingkungan, karena sosial ekonomi, terpaksa ingin populer,karena sopan santun, dan untuk mendidik.
Ketidakjujuran sangat luas kawasanya, sesuai dengan luasnya kehidupan dan kebutuhan hidup manusia dan banyak sekali karya seni yang lahir dari kandungan peristiwa atau kasus ketidakjujuran.karena dengan mengkomunikasikan hal yang sebaliknya manusia akan terangsang untuk berbuat jujur.

4.     KECURANGAN
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang dikatakan tidak sesuai dengan hati nuraninya.atau orsng itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan usaha.
Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat di sekelilingnya hidup menderita. Hal swmacam ini dalam istilah agama tidak diridhoi tuhan.
Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek yakni :
1)    Aspek ekonomi
2)    Aspek kebudayaan
3)    Aspek peradapan
4)    Aspek teknik
Apabila keempat aspek tersebut dilaksanakan dengan wajar maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum.
Dalam pewayangan soal baik-buruk ini diajukan tidak secara teori,juga tidak ditunjuk jelas apaskah yang menjadi ukuran baik, ajaran perwayangan ini terang sekali secara kongkrit. Dan kami katakan secara barat karena pikiran orang barat banyak benarnya dan suka kerpada yang abstrak, hal ini belaku secara umum.
Dalam tingkah laku yang kongkrit itu ternyata sulit untuk membedakan mana tingkah laku yang baik dan manalagi yang sebaliknya.pada bahasa jawa ada ungkapan”becik ketitik,ala ketara” artinya yang baik akan nampak,yang buruk akan nyata juga.
Dan pertunjukan wayang dalam ceritera-ceriteranya itu sudah tua sekali dan pada waktu itu masih zaman feodal. Seorang yang dianggap baik ialah raja. Raja tidak dapat keliru, serba benar dan serba baik.
5.     PEMULIHAN NAMA BAIK
Nama baik merupakan tujuan  utama orang hidup nama baik adalah nama yang tidaktercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Lebih – lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/ tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.
Ada peribahasa yang berbunyi”Daripada berputih mata lebih baik berputih tulang” artinyan orang lebih baik mati dariapada malu.betapa besar nilai nama baik itu sehingga nyawa taruhannya.
Tingkah laku atau perbuatan yang baik edengan nama baik itu pada hakikatnya sesuai dengan kodrat manusia, yaitu :
1)    Manusia menurut sifat dasarnya adalah makhluk morala
2)    Ada atuaran –aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi oleh manusia.
Pada hakikatnya ,pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya;bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran modal atau tidak sesuai dengan akhlak.
Oleh karena itu ,tingkah laku dan perbuatan manusia harus disesuaikan dengan penciptaannya sebagai manusia .untuk itu orang harus bertingkah laku dan berbuat sesuai dengan akhlak yang baik
Untuk memulihkan nama baik ,manusia harus bertobat atau meminta maaf ,tobat dan minta maaf tidak hanya di bibir,melainkan harus bertingkah laku sopan ,ramah, berbuat budi darma hidup yang perlu ditolong dengan tanpa pamrih.

6.     PEMBALASAN
Pembalasan adalh suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, dan tingkah laku yang seimbang.
Seperti dalam sebuah film “nasib si miskin” tokoh iwan ditolong oleh yus. Pada waktu yus sakit, iwan merawat dan membelikan obat, bahkan menganggapnya seperti kaskak sendiri. Pembalasan tersebut merupakan pembalasan yang positif dan merupakan tindakan yang sesuai dengan jasanya.
Dalam Al-Qur’an pun terdapat ayat-ayat yang menyatakan, bahwa tuhan, mengadakan pembalasan. Bagi orang yang bertaqwa kepada tuhan akan diberikan pembalasan dan bagi yang mengingkariperinytah tuhan pun akan diberi balasan yang seimbang yaitu siksaan di neraka.
Pada dasarnya, manusia dalah makhluk moral dan makhluk sosial. Dalam bergaul, manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakikatnya adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia lain.
Oleh karena itu manusia harus berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu karena mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.

7.     MANUSIA DAN KEADILAN
Lain halnya dengan penderitaan, keadilan ini ternyata selalu menjadi dambaan setiap manusia. Seperti sebuah pribahasa “raja adil raja disembah, raja lalim raja disangga”. Dan keadilan bukan hanya didambakan, namun juga diagungkan.
Ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar 1945, alinea ke empat, bahwa tujuan perjuangan dan pembangunan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pastilah masalah keadilan sosial akan terus dicari dan diperjuangkan manusia sampai kapan pun;sebab masalah keadilan hakikatnya adalah masalah “kemanusiaan”. Bukan sekedar menyangkut ,melainkan justru asasi kemanusiaan.
Keadilan menentukan harkat dan martabat manusia,s ebab masalah keadilan selalu berhubungan dengan masalah hak.manusia tidak hanya wajib menuntut saja, namun wajib menciptakan dan menegakkan.
Socrates pernah merumuskan tentang keadilan, yaitu apabila pemerintah dengan rakyatnya terdapat saling pengertian yang baikitulah adil dan keadilan. Tegasnya keadilan itu tercipta bilamana setiap warga sudah dapat merasakan bahwa pihak pemerintah (semua pejabat) sudah dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. (M. Habib Mustopo, 1983).
Ukuran keadilan ditentukan oleh soal hak dan kewajiban atau tanggung jawab. Hak adalah sesuatu yang menjadi milik kita atau harus diterima seseorang setelah orang bersangkutan melaksanakan kewajiban yang menjadi tugasnya. Kewajiban atau tugas ialah pekerjaan yang harus dilakasanakan oleh seseorang sesuai dengan profesi atau jabatannya.
Oleh WJS Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartiakan kata adil dengan tidak berat sebelah atau tidak memihak .dengan demikian tidaklah terlalu meleset jauh apabila keadilan kita artikan dengan keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Berbuat adil berarti  menghargai atau menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Berbuat tidak adil berarti menginjak-injak harga dan martabat manusia. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an, surat An-Nisa’ ayat 135, artinya demikian: “ Wahai orang-orang yang beriman jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu.”

Kamis, 05 April 2012

Keindahan

Keindahan berasal dari kata 'Indah'. Indah itu meruakan sesuatu yang enak dipandang, cantik, bagus.Keindahan dapat kita rasakan salah satunya dengan melihat pemandangan alam yang bagus.Seperti pantai, pegunungan, pedesaan, lautan, air terjun dan lain lain.Selain itu, keindahan dapat kita temukan dari seseorang yang kita sayang, entah itu keluarga, sahabat, dan juga pasangan hidup kita.

Khusus untuk pasangan hidup atau pacar, kita dapat melihat keindahan nya dari akal budi, tingkah laku nya, dari hatinya yang tulus mencintai kita,Dari segi fisik, keindahan dapat dilihat dari wajahnya yang cantik menarik atau tampan rupawan, tubuhnya yang proporsional atau sexy. 


Sifat dan ciri seseorang yang dianggap "elok", apakah secara individu atau dengan konsensus masyarakat, sering didasarkan pada beberapa kombinasi dari Inner Beauty (keelokan yang ada di dalam), yang meliputi faktor-faktor psikologis seperti kepribadian, kecerdasan, keanggunan, kesopanan, kharisma, integritas, dan kesesuaian, dan Outer Beauty (keelokan yang ada di luar), yaitu daya tarik fisik yang meliputi faktor fisik, seperti kesehatan, kemudaan, simetri wajah, dan struktur kulit wajah.
Standar kecantikan/ketampanan selalu berkembang, berdasarkan apa yang dianggap suatu budaya tertentu sebagai berharga. Lukisan sejarah memperlihatkan berbagai standar yang berbeda untuk keelokan manusia. Namun manusia yang relatif muda, dengan kulit halus, tubuh proporsional, dan fitur biasa, secara tradisional dianggap paling elok sepanjang sejarah.
Singkatnya 'Keindahan itu merupakan suatu anugerah Tuhan dalam bentuk kepuasan hati, perasaan senang seorang manusia, yang dilimpahkanNya kepada setiap umat agar dapat mensyukuri nikmat yang telah diberikanNya.

Manusia Dan Penderitaan

Penderitaan

Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas penderitaan. Suatu perristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Mengenai penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh yang gamblang dapat dapat dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme. Misalnya Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.
Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf Prusia, dimulai sejak kecil, yaitu sering sakit, lemah, serta kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka menyendiri, membaca dan merenung diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf besar.
Lain lagi dengan filsuf Rusia yang bernama Berdijev (1874-1948). Sebelum dia menjadi filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi filsuf juga akibat menyaksikan masyarakatnya yang sangat menderita dan mengalami ketidakadilan.
Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di Paris, Perancis. Sejak kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia menjadi cemoohan teman-teman sekolahnya. Penderitaanlah yang menyebabkan ia belajar keras sehingga menjadi filsuf yang besar.
Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwa penderitaan tidak selamanya berpengaruh negatif dan merugikan, tetapi dapat merupakan energi pendorong untuk menciptakan manusia-manusia besar.
Contoh lain ialah penderitaan yang menimpa pemimpin besar umat Islam, yang terjadi pada diri Nabi Muhammad. Ayahnya wafat sejak Muhammad dua bulan di dalam kandungan ibunya. Kemudian, pada usia 6 tahun, ibunya wafat. Dari peristiwa ini dapat dibayangkan penderitaan yang menimpa Muhammad, sekaligus menjadi saksi sejarah sebelum ia menjadi pemimpin yang paling berhasil memimpin umatnya (versi Michael Hart dalam Seratus Tokoh Besar Dunia).
Penderitaan dan KenikmatanTujuan manusia yang paling populer adalah kenikmatan, sedangkan penderitaan adalah sesuatu yang selalu dihindari oleh manusia. Oleh karena itu, penderitaan harus dibedakan dengan kenikmatan, dan penderitaan itu sendiri sifatnya ada yang lama dan ada yang sementara. Hal ini berhubungan dengan penyebabnya. Macam-macam penderitaan menurut penyebabnya, antara lain: penderitaan karena alasan fisik, seperti bencana alam, penyakit dan kematian; penderitaan karena alasan moral, seperti kekecewaan dalam hidup, matinya seorang sahabat, kebencian orang lain, dan seterusnya.Semua ini menyangkut kehidupan duniawi dan tidak mungkin disingkirkan dari dunia dan dari kehidupan manusia.
Penderitaan dan kenikmatan muncul karena alasan “saya suka itu” atau “sesuatu itu menyakitkan”. Kenikmatan dirasakan apabila yang dirasakan sudah didapat, dan penderitaan dirasakan apabila sesuatu yang menyakitkan menimpa dirinya. Aliran yang ingin secara mutlak menghindari penderitaan adalah hedonisme, yaitu suatu pandangan bahwa kenikmatan itu merupakan tujuan satu-satunya dari kegiatan manusia, dan kunci menuju hidup baik. Penafsiran hedonisme ada dua macam, yaitu:
1. Hedonisme psikologis yang berpandangan bahwa semua tindakan diarahkan untuk mencapai kenikmatan dan menghindari penderitaan.
2. Hedonisme etis yang berpandangan bahwa semua tindakan ‘harus’ ditujukan kepada kenikmatan dan menghindari penderitaan.
Kritik terhadap hedonisme ialah bahwa tidak semua tindakan manusia hedonistis, bahkan banyak orang yang tampaknya merasa bersalah atas kenikmatan-kenikmatan mereka. Dan hal ini menyebabkan mereka mengalami penderitaan. Pandangan Hedonis psikologis ialah bahwa semua manusia dimotivasi oleh pengejaran kenikmatan dan penghindaran penderitaan. Mengejar kenikmatan sebenarnya tidak jelas, sebab ada kalanya orang menderita dalam rangka latihan-latihan atau menyertai apa yang ingin dicapai atau dikejarnya. Kritik Aristoteles ialah bahwa puncak etika bukan pada kenikmatan, melainkan pada kebahagiaan. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kenikmatan bukan tujuan akhir, melainkan hanya “pelengkap” tindakan. Berbeda dengan John Stuart Mill yang membela Hedonisme melalui jalan terhormat, utilitarisme yaitu membela kenikmatan sebagai kebaikan tertinggi. Suatu tindakan itu baik sejauh ia lebih “berguna” dalam pengertian ini, yaitu sejauh tindakan memaksimalkan kenikmatan dan meninimalkan penderitaan.
Penderitaan dan KasihanKembali kepada masalah penderitaan, muncul Nietzsche yang memberontak terhadap pernyataan yang berbunyi: “Dalam menghadapi penderitaan itu, manusia merasa kasihan”. Menurut Nietzche, pernyataan ini tidak benar, penderiutaan itu adalah suatu kekurangan vitalitas. Selanjutnya ia berkata, “sesuatu yang vital dan kuat tidak menderita, oleh karenanya ia dapat hidup terus dan ikut mengembangkan kehidupan semesta alam. Orang kasihan adalah yang hilang vitaliatasnya, rapuh, busuk dan runtuh. Kasihan itu merugikan perkembangan hidup”. Sehingga dikatakannya bahwa kasihan adalah pengultusan penderitaan. Pernyataan Nietzsche ini ada kaitannya dengan latar belakang kehidupannya yang penuh penderitaan. Ia mencoba memberontak terhadap penderitaan sebagai realitas dunia, ia tidak menerima kenyataan. Seolah-olah ia berkata, penderitaan jangan masuk ke dalam hidup dunia. Oleh karena itu, kasihan yang tertuju kepada manusia harus ditolak, katanya.
Pandangan Nietzsche tidak dapat disetujui karena: pertama, di mana letak humanisnya dan aliran existensialisme. Kedua, bahwa penderitaan itu ada dalam hidup manusia dan dapat diatasi dengan sikap kasihan. Ketiga, tidak mungkin orang yang membantu penderita, menyingkir dan senang bila melihat orang yang menderita. Bila demikian, maka itu yang disebut sikap sadisme. Sikap yang wajar adalah menaruh kasihan terhadap sesama manusia dengan menolak penderitaan, yakni dengan berusaha sekuat tenaga untuk meringankan penderitaan, dan bila mungkin menghilangkannya
.
Penderitaan dan Noda Dosa pada Hati Manusia.Penderitaan juga dapat timbul akibat noda dosa pada hati manusia (Al-Ghazali, abad ke 11). Menurut Al-Ghazali dalam kitabnya Ihyaa’ Ulumudin, orang yang suka iri hati, hasad, dengki akan menderita hukuman lahir-batin, akan merasa tidak puas dan tidak kenal berterima kasih. Padahal dunia tidak berkekurangan untuk orang-orang di segala zaman. Allah SWT telah memberi ilmu dan kekayaan atau kekuasaan-Nya, karena itu penderitaan-penderitaan lahir ataupun batin akan selalu menimpa orang-orang yang mempunyai sifat iri hati, hasad, dengki selama hidupnya sampai akhir kelak.
Untuk mengobati hati yang menderita ini, sebelumnya perlu diketahui tanda- tanda hati yang sedang gelisah (hati yang sakit). Perlu diketahui bahwa setiap anggota badan diciptakan untuk melakukan suatu pekerjaan. Apabila hati sakit maka ia tidak dapat melakukan pekerjaan dengan sempurna ia kacau dan gelisah. Ciri hati yang tidak dapat melakukan pekerjaan ialah apabila ia tidak dapat berilmu, berhikmah, bermakrifat, mencintai Allah dengan menyembah-Nya, merasa erat dan nikmat mengingat-Nya.
Sehubungan dengan pernyataan ciri-ciri yang menderita, Allah berfirman:
Aku tidak menciptakan jin dan manusia selain hanya untuk menyembah kepada-Ku”. (QS. 51: 56)
“Barangsiapa merasa mengerti sesuatu, tetapi tidak mengenal Allah, sesungguhnya orang tersebut tidak mengerti apa-apa. Barangsiapa mempunyai sesuatu yang dicintainya lebih daripada mencintai Allah, maka sesungguhnya hatinya sakit. “katakanlah, hai Muhammad, apabila orang tuamu, anakmu, saudaramu, istrimu, handai tolanmu, harta bendamu yang engkau tumpuk dalam simpanan serta barang dagangan yang yang engkau khawatirkan ruginya dan rumah tempat tinggal yang kamu senangi itu lebih kamu cinta daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjuang di jalan Allah, maka tunggulah sampai perintah Allah datang”. (QS. 9: 24).
Hal lain yang menimbulkan derita terhadap seseorang adalah merasakan suatu keinginan atau dorongan yang tidak dapat diterima atau menimbulkan keresahan, gelisah, atau derita. Maka ia pun berusaha menjauhkan diri dari lingkup kesadaran atau perasaannya. Akhirnya, keinginan atau dorongan itu tertahan dalam alam bawah sadar. Namun, sering orang itu mengekspresikan keinginan atau dorongan itu secara tidak sadar atau dengan ucapan yang keliru. Atau, apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka?
Dan kalau Kami mengkhendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu, sehingga kamu dapat benar-benar mengenal mereka dengan tanda-tandanya, tetapi kamu mengenal mereka dari bicara mereka, dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu”. (QS. 47: 29-30).
Demikianlah Al-Quran telah mengisyaratkan tentang adanya ciri-ciri orang yang tidak sadar (menderita) lewat kata-kata yang keliru, sejak 14 abat yang lalu sebelum dikemukakan oleh Freud, penemu teori psikoanalisis. Bahkan sebuah hadist mengatakan:
“Tak seorang pun yang menyembunyikan suatu rahasia kecuali jika Allah akan memberinya penutup. Apabila penutup itu baik, maka rahasia itu baik, dan apabila penutup itu buruk maka buruk pula rahasia itu”. (Tafsir Ibn Katsir, Vol. 4 hal. 180).
Obat supaya hati sehat di firmankan Allah sebagai berikut:
“Kecuali orang yang datang ke hadirat Allah SWT dengan hati yang suci”. (QS. 26: 89 ).
Jadi, mengenal atau makrifat kepada Allah yang membawa semangat taat kepada Allah SWT dengan cara menentang hawa nafsu, merupakan obat untuk menyembuhkan penyakit dalam hati (menderita gelisah) (Al-Ghazali, abad ke-11).